Pewarta : Adam Gumelar | Editor : Nurul Ikhsan
Fajarkuningan.com, Cigugur - Lebih dari 10 ekor sapi milik warga di Dusun Mulyaasih 1 dan 2, Desa Puncak, Kecamatan Cigugur diserang penyakit aneh. Sapi yang terserang penyakit tersebut mengalami kelumpuhan, dari mulut mengeluarkan busa, hingga ada sapi yang lidahnya putus. Sontak, kejadian tersebut membuat gelisah para peternak sapi di Dusun Mulyaasih yang dikenal sebagai kampung penghasil susu sapi di Kabupaten Kuningan, selain kampung ini juga dikenal sebagai penghasil sayur-sayuran.
Pihak Pemerintah Desa Puncak langsung turun tangan menangani kejadian munculnya wabah penyakit hewan di wilayahnya. Kepala Desa Puncak Mustofa, S.TP melihat langsung dan berdialog dengan sejumlah peternak untuk mendapatkan informasi awal kejadian munculnya penyakit yang menyerang ternak sapi tersebut. Selanjutnya Pemdes berkoordinasi dengan Dinas Perikanan dan Peternakan dan pihak Kantor Kecamatan Cigugur.
BACA JUGA : Penyakit Aneh Serang Ternak Sapi di Mulyaasih Desa Puncak, Sapi Alami Kelumpuhan dan Mulut Berbusa
“Terkait adanya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Desa Puncak, khususnya di Dusun Mulyaasih 1 dan 2, memang sangat berpengaruh terhadap sektor perekonomian khusus bagi pedagang ternak juga terhadap peternak sendiri, yang tentunya berimbas juga terhadap semua masyarakat,” ujar Kades Mustofa.
Dijelaskan Kades Mustofa, dengan PMK yang awalnya disinyalir ada satu orang pedagang plus peternak yang waktu itu mendatangkan sapi dari luar daerah tepatnya dari Garut. Ternyata setelah sapi tersebut dibeli oleh peternak yang ada di Mulyaasih 1 merasa kaget karena 3 hari setelah pembelian, ternak sapi tersebut terjangkit penyakit PMK. Setelah berita itu merebak, pihak dinas bahkan Kadisnakan turun langsung ke lapangan dengan mendatangi pedagang sapi bernama Didin.
BACA JUGA : Warga Mulyasih Desa Puncak Gotong Royong Perbaiki Jalan Menuju Wisata Cidadali
“Pihak dinas memberikan arahan serta himbauan dan peringatan agar kedepannya selama PMK belum reda/selesai tidak diperbolehkan menjual dan membeli sapi dari luar daerah, dan solusi untuk Dedi yang ternak sapinya terkena penyakit PMK, disarankan untuk dipotong,” terangnya.
Namun dengan hal tersebut di tolak oleh Dedi, hingga akhirnya sapi tersebut harus di isolasi. Selanjutnya pihak dinas sendiri meminta kepada Kades Puncak untuk melaksanakan sosialisasi terhadap masyarakat peternak sapi khususnya dengan menghadirkan nara sumber dari dinas terkait yang dilaksanakan di Balai Kampung Mulyaasih.
“Akhirnya selang beberapa hari terjadi lagi penularan PMK tersebut, yang terjadi terhadap ternak sapi milik Saudara Didin, Oman, Rosidi, Parli, dan sapi dari bantuan kelompok di Mulyaasih 1 juga ada yang terjangkit (penyakit) lagi,” tuturnya.
Dari sekian rangkaian jejadian PMK yang meningkat, lanjut Kades, maka pihak Pemdes dan Ketua Kelompok Ternak berdasar arahan dari pihak dinas dan Camat Cigugur dilakukanlah upaya penaggulangan dengan penerapan lockdown serta penjagaan di pos pintu masuk jalan Mulyaasih selama 24 jam.
“Selain terus pelaksanaan dan pemeriksaan serta pengobatan yang intensif terhadap ternak yang terkena serta teridentifikasi gejala ini, semua semata-mata demi menyelamatkan peternak yang ada di wilayah Dusun Mulyaasih 1 dan 2 di Desa Puncak khususnya,” pungkasnya.