Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Heri Taufik
Fajarkuningan.com - Di sektor pariwisata, Kabupaten Kuningan memiliki potensi sangat besar untuk dikembangkan, bahkan menjadi program strategis bagi pemkab dalam mendorong pertumbuan ekonomi daerah. Pemkab Kuningan juga sudah memetakan potensi desa wisata yang di integrasikan dengan program Desa Pinunjul, dan program berbasis desa lainnya.
Program pariwisata tertuang dalam Visi Kabupaten Kuningan MAJU (Makmur, Agamis dan Pinunjul) Berbasis Desa Tahun 2023. Salah satu misi pemerintah Kabupaten Kuningan yaitu mewujudkan pembangunan kawasan perdesaan berbasis pertanian, wisata, budaya dan potenai lokal untuk mempercepat pertumbuhan serta pemerataan ekomomi rakyat.
BACA JUGA : Wabup Ridho Dorong Karang Taruna Lebih Kreatif dan Inovatif
“Kami mulai menggali potensi dengan memperhatikan beberapa indikator. Pertama, jika desa tersebut meiliki budaya yang masih terlestarikan, kita bimbing untuk selalu menggunakan bahasa daerah, yaitu sunda buhun. Lalu kita kembangkan berbagai jenis makanan, gali nilai kurturalnya, dan pertahankan bentuk bangunannya,” tutur Bupati Acep saat memberikan materi dalam Webinar “Membangun Wisata Perdesaan yang Berkelanjutan dan Berdaya Saing” yang diselenggarakan oleh Program Studi Doktor Pariwisata Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, Kamis (8/4/2021).
BACA JUGA : Gubernur Ridwan Kamil Resmikan Kick-Off Petani Milenial
Ada beberapa target untuk mewujudkan kuningan maju. Di bidang pariwisata, Bupati Acep menyampaikan, pemkab memiliki target untuk menciptakan 25 desa dari 321 desa menjadi desa wisata yang pinunjul. Mengangkat potensi lokal yang lainnya termasuk kearifan lokal, diantaranya nilai religi dan budaya. Kuningan memiliki target membangun 100 desa pinunjul. Kegiatan pariwisata di Kuningan didasari berbasis alam. Hal tersebut menjadi modal dan kekuatan utama Kuningan.
Dalam melakukan promosi wisata, Bupati Acep menjelaskan, pemerintah Kabupaten Kuningan telah membuat kelompok penggerak pariwisata dan kelompok sadar wisata. Menururnya, salah satu hambatan desa wisata yaitu apabila masyarakat setempat belum bisa menerima keragaman dan perbedaan atas adanya kunjungan wisatawan.
“Di desa wisata, saat ini masyarakat bersemangat karena kita arahkan mereka untuk mengembangkan ekonominya melalui pembuatan souvenir, menjadikan rumah mereka sebagai homestay, membuka katering, memandu wisata, dan lain-lain,” ungkapnya.
Bupati menyampaikan, melalui kerja sama dengan STP Trisakitakti, pemerintah Kabupaten Kuningan dibekali ilmu tentang kepariwisataan. Menurutnya, melalui kerja sama ini, Kuningan berhasil menambah 6 desa wisata dari target 25 desa wisata. Salah satunya adalah Desa Cibuntu dengan home stay terbaik se-Asia Tenggara. ***