Ikatan Sepeda Sehat Kuningan Gelar Gowes Bareng Eksplor Desa Galaherang Kec. Maleber

Pewarta : Jamaludin Al Afghani | Editor : Nurul Ikhsan

Fajarkuningan.com, Galaherang - Olahraga bersepeda sedang tren saat ini. Gandrung masyarakat bersepeda ditandai banyak bermunculan komunitas gowes di setiap daerah di Indonesia. Anggotanya mulai dari kalangan masyarakat biasa, pengusaha hingga pejabat.

Tak terkecuali di Kabupaten Kuningan, juga berdiri komunitas gowes yang terhimpun dalam Ikatan Sepeda Sehat Kuningan (ISSK). Komunitas olahraga sepeda sehat terbesar di Kabupaten Kuningan ini di ketuai Saudara Jono.

ISSK dirikan tahun 2004 lalu, dan resmikan tahun 2008 oleh Aang Hamid Suganda, Bupati Kuningan saat itu. Setiap tahunnya anggota pesepeda sehat ISSK terus mengalami peningkatan. ISSK saat ini memiliki lebih dari 1000 anggota aktif. ISSK dalam programnya konsisten berkampanye, dan menggerakkan masyarakat di Kuningan gemar berolahraga sepeda sehat.

Sejak didirikan 17 tahun lalu, para goweser yang tergabung dalam wadah ISSK banyak melakukan perjalanan ke berbagai daerah di Kabupaten Kuningan. Bahkan ISSK sering menjelajah berbagai kota di luar Kuningan. ISSK banyak mengeksplor berbagai jalur pedesaan.

Di pekan ketiga Maret, ISSK melakukan perjalanan gowes menjelajahi jalur pedesaan di wilayah timur Kuningan. Desa yang dipilih dalam trip Gowes Bareng (Gobar) kali ini ini adalah Desa Galaherang, Kecamatan Maleber, Minggu (21/3/2021).

“Kami memilih Desa Galaherang sebagai tujuan bersepeda berdasarkan informasi yang saya dapat dari berita online Kuninganpos.com yang memuat berita tentang Desa Galaherang. Jadi kami tertarik untuk datang ke Desa Galaherang,” ujar Didi, salah satu anggota ISSK yang ikut dalam trip Gobar.

Sebelum memulai perjalanan, taman kota (Tamkot) Kuningan disepakati sebagai titik kumpul peserta. Sesuai jadwal, peserta sudah berkumpul sejak pukul 7 pagi. Setelah melakukan breafing dan berdoa bersama, 30 orang peserta yang ikut dalam trip Gobar mulai melakukan perjalanan mengayuh sepeda. Peserta Gobar mulai melakukan perjalanan sekitar pukul 8 pagi. Butuh waktu kurang lebih dua jam untuk bisa sampai ke lokasi tujuan, Desa Galaherang.

Lamanya perjalanan tak menyurutkan semangat peserta Gobar. Rasa lelah mengayuh pedal sepeda terobati oleh indahnya panorama alam desa yang dilalui peserta disepanjang kanan-kiri jalan jalur perjalanan. Angin yang sejuk menerpa badan, dan guyonan antar peserta menjadi pelebur lelah.

Sebelum memasuki Desa Galaherang, peserta melewati jembatan panjang, menyeberangi sungai Cisanggarung di Desa Mekarsari. Saat melewati gapura tanda memasuki wilayah Desa Galaherang, peserta pesepeda dihadapkan dengan jalur jalan menanjak yang cukup panjang dan menantang.

Butuh kerja keras bagi peserta agar bisa melewati jalan menanjak hingga sampai di bagian atas ujung tanjakan jalan, tepatnya di jalan di samping makam karapyak. Warga desa mengenal komplek makam karapyak ini sebagai makam para prajurit dari kerajaan Islam Mataram yang datang bersama Mbak Buyut Sanding Gunung, pendiri desa. Prajurit Mataram ini membabak hutan, membuka perdukuhan dan hingga mendirikan Desa Galaherang saat ini. Di pemakaman ini juga terkubur jasad salah satu tokoh Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia kelahiran Desa Galaherang, Bapak (Alm) Kartamuhari yang dimakamkan berdampingan dengan istri tercintanya.

Setibanya di Galaherang, tim gowes ISSK langsung mengunjungi Bukit Pasir Ipis yang terletak di sebelah barat desa. Ditemani kepala Desa Galaherang Tata Subrata, peserta trip Gobar menikmati panorama alam pedesaan dari Bukit Pasir Ipis. Udara sejuk yang turun dari lembah Gunung Kalaban menyeka keringat peserta. Peserta juga berswafoto dengan latar belakang gunung Kalaban dan hamparan persawahan.

Bukit Pasir Ipis, Desa Galaherang. Foto : FAJARKUNINGAN.com/Jamaludin Al Afghani

Bukit Pasir Ipis sendiri meliliki luas ±30 hektar, yang disiapkan oleh pemerintah Desa Galaherang sebagai objek wisata buah. Beberapa varietas buah akan ditanam, antara lain mangga, alpukat, dan durian. Menurut Tata, baru buah mangga yang sudah ditanam. Selain wisata buah, lokasi ini juga akan dibangun sentra peternakan penggemukan sapi. Sarana dan prasarana penunjang di Bukit Pasir Ipis juga tengah dibangun pemdes, antara lain akses jalan, embung air, dan fasilitas penunjang lainnya.

Setelah dirasa cukup menikmati pemandangan panorama alam dari Bukit Pasir Ipis, peserta melanjutkan perjalanan menjelajahi air terjun Curug Goong di sebelah kidul (selatan) pusat desa. Butuh waktu sekitar 35 menit peserta mengayuh sepeda dari Bukit Pasir Ipis menuju lokasi Curug Goong dengan jalur jalan menanjak arah ke pendakian ke Gunung Kalaban. Peserta melewati perkampungan warga, dan melewati alun-alun Desa Galaherang. Peserta berhenti sejenak untuk menyempatkan berswafoto di depan gapura balai desa.

Peserta gowes berswafoto di alun-alun Desa Galaherang. Foto : FAJARKUNINGAN.com

Beberapa ruas jalan menuju Curug Goong sudah di cor beton, sebagian jalan masih berbatu. Peserta harus berjibaku mengendalikan sepeda di beberapa bagian jalan yang terjal agar tidak terjatuh. Jalanan yang turun, naik dan terjal membuat peserta Gobar beberapa kali harus menuntun dan memanggul sepedanya. Tenaga peserta lumayan terkuras menaklukan jalur pendakian ke Curug Goong.

“Bila menemui tanjakan kami tidak terlalu memaksakan untuk gowes. Kalau tidak kuat lebih baik matador (manggih tanjakan dorong),” ujar Bapak Tasjuna yang cukup kelelahan dengan trek jalan menanjak.

Akhirnya sampai juga peserta ke Curug Goong. Di lokasi ini jalan di samping curugan air cukup rata dan nyaman untuk memarkirkan sepeda. Selanjutnya seluruh peserta mulai turun ke aliran sungai, dan mandi di curugan air setinggi ±10 meter. Di saat musim hujan aliran air sungai yang turun dari lembah gunung Kalaban cukup deras. Seluruh peserta melenas lelah dan menikmati kesejukan hutan, perkebunan, dan persawahan di sekitar Curug Goong.

Aliran sungai di Curug Goong. Foto : FAJARKUNINGAN.com/Iman Rusmana

Kepada Kuninganpos.com (grup Fajarkuningan.com), Tasjuna menyampaikan kesannya dalam lawatannya bersama ISSK ke Desa Galaherang.

“Selama bersepeda selalu gembira. Terlebih di sini saya dapat menikmati panorama alam pedesaan dan segarnya di guyur air terjun Curug Goong,” tuturnya.

Tasjuna juga menyampaikan harapannya dari kegiatan bersepeda ini agar tetap sehat dan menjaga kesetabilan imun.

“Terlebih di masa pandemi ini kita harus tetap menjaga kesehatan dan juga mematuhi protokol kesehatan,” imbuhnya.

Kedatangan peserta Gobar ISSK disambut baik oleh Kepala Desa Galaherang, Tata Subrata. Tata berharap dengan adanya kegiatan seperti ini para pengunjung dapat lebih mengenal Desa Galaherang.

Peserta Gowes Bareng melewati jalan utama desa di Desa Galaherang. Foto : FAJARKUNINGAN.com

“Saya dan warga Desa Galaherang tentunya sangat senang dikunjungi oleh peserta Gobar dari Ikatan Sepeda Sehat Kuningan. Kami bisa memperkenalkan potensi yang ada di desa, khususnya potensi wisata desa. Kami akan terus memaksimalkan potensi wisata yang ada, dengan melengkapi sarana dan prasarana penunjangnya agar bisa menarik wisatawan datang ke Desa Galaherang,” ungkap Tata.

Setelah dirasa cukup menjelajahi jalur gowes dan panorama alam desa di Desa Galaherang, peserta memutuskan untuk kembali ke Kuningan kota dengan membawa pengalaman baru buah perjalanan agenda ISSK : Gobar Piknik Ka Desa Galaherang.

By Jamaludin Al Afghani

Ketua Karang Taruna Desa Galaherang, Kecamatan Maleber ini gandrung dengan kegiatan alam bebas. Mendaki gunung, berkemah dan menjelajah desa-desa menjadi hobinya sejak lama. Mahasiswa Pascasarjana Universitas Kuningan ini juga tertarik dengan isu-isu lingkungan hidup, selain isu-isu humaniora. Katanya, ia bangga menjadi orang desa yang ingin desanya maju, pemudanya berdaya, dan rakyatnya sejahtera. Gani bisa diintip aktivitasnya di instagram @afghani94.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Menarik Lainnya